Masjid Baiturrohim Gambiran, Tertua di Kabupaten Pati
Masjid Baiturrohim Gambiran ini merupakan salah satu masjid tertua di Jawa Tengah, khususnya di wilayah kabupaten Pati. Riwayat masjid ini juga bersinggungan erat dengan sejarah Masjid Agung Baitunnur Pati. Tonggak sejarah Masjid Agung Baitunnur Patitersebut berupa sebuah prasasti pembangunannya justru tersimpan di masjid Gambiran Baiturrohim ini. Meskipun kurang populer, tidak berada dipusat keramaian serta bukan masjid berukuran besar, Masjid Gambiran Baiturrohim ini merupakan Masjid Tertua di Kabupaten Pati.
Gambiran, tempat masjid ini berada, disebut sebut sebagai pusat penyebaran dan pengembangan Islam di Wilayah Pati di abad ke 19. Gambiran merupakan salah satu pedukuhan di Desa Sukoharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati. Di Gambiran, berdiri sebuah Masjid tua yang masih berdiri kokoh hingga kini dan beberapa komplek pemakaman muslim berusia tua.
Masjid Gambiran Baiturrohim, Pati
Dukuh Gambiran, Desa Sukoharjo, Kec. Margorejo
Kabupaten Pati, Jawa Tengah 59163
Indonesia
Saat ini Masjid Gambiran berdiri, berhadapan dengan Gedung TPQ Miftahul Huda, di sebelah di sisi utara bangunan masjid terdapat makam kuno para mendiang penghulu Kabupaten Pati sedangkan di sisi selatannya terdapat gedung Yayasan Baiturrohim. Masjid menjadi penanda pertama kali Islam masuk di wilayah Pantura Kabupaten Pati.
Masjid Tertua di Kabupaten Pati
Usia Masjid ini sampai saat ini telah berumur lebih dari lima abad. Itu jika dilihat dari tahun pembuatan yang tertuang dalam Prasasti Gambiran, yakni 9 Oktober 1445 yang oleh penduduk dikatakan sebagai Masjid wali. Keberadaan Masjid Baiturrohim di Desa Gambiran ini merupakan bukti sejarah tentang penyebaran agama Islam di wilayah Pati. Dari Masjid inilah, Islam akhirnya berkembang pesat ke seluruh pelosok desa di Kabupaten Pati. Adalah Mbah Cungkrung yang merupakan tokoh penyebar Islam di kabupaten Pati yang disebut sebut sebagai pembangun masjid ini pertama kali.
Bangunan asli Masjid Baiturrohim Gambiran. |
Masjid Gambiran memiliki arsitektur kuno, beratap limas bersusun, seperti Masjid Agung Demak dan Masjid Cirebon. ada empat soko guru di tengah tengah ruang dalam masjid sebagai penopang struktur atap, dilengkapi dengan jendela yang berada di depan dan di belakang, serta di samping. Bangunan asli masjid ini awalnya terbuat dari kayu, baru pada tahun 1885 dipugar menggunakan bangunan tembok.
Disamping kiri Masjid terdapat sebuah kolam yang berfungsi sebagai tempat berwudhu. Dahulu, ketika Masjid Gambiran masih digunakan sebagai tempat untuk menikah, maka para penganten sebelum memasuki Masjid, terlebih dahulu membasuh kakinya di kolam, sehingga sampai saat ini keberadaan kolam ini tetap dipertahankan.Sebagaimana disebutkan dalam Prasasti Gambiran, Masjid ini dahulu pernah menjadi Masjid besar kabupaten Pati.
Komplek makam Keluarga Penghulu Kauman Pati, disamping Masjid Baiturrohman Gambiran. |
Telah banyak perubahan yang terjadi pada bangunan Masjid Baiturrohim ini, antara lain atap yang dahulu terbuat dari ijuk kini telah diganti dengan genteng tanah, dinding yang sebelumnya dari kayu kini berubah menjadi tembok semen serta lantai yang kini sudah berkeramik. Meski demikian masih ada sisa-sisa bagian asli yang dapat ditemukan di Masjid ini.
Antara lain bentuk atap bersusun, Mimbar khotib yang terbuat dari jati kuno juga masih utuh seperti aslinya serta tabung bedug di halaman Masjid yang tetap terawat hingga sekarang. Selain itu, pintu dan jendela yang dibuat dari pahatan alat pertukangan kuno juga masih asli seperti semula.
Renovasi Masjid Baiturrohim Gambiran
Sementara sebuah catatan dengan huruf Arab di atas pintu depan. Catatan tersebut biasa disebut “Prasasti Gambiran” menyebutkan pada tahun 1885 Masjid Gambiran direnovasi oleh Bupati Pati Kanjeng Raden Ario Candrahadinegoro. Dalam renovasi ada sesuatu yang sangat mendasar, yakni pergantian kubah. Dan kubah yang diganti kemudian dipasangkan pada masjid Tawangrejo. Berikut ini bunyi Prasasti Gambiran selengkapnya:
Penget pendamelanipun Masjid Dusun Gambiran Distrik Nagari Pati, panuju Panjenenganipun Bupati Nagari Kanjeng Gusti Pangeran Hariyo Condro Hadinagoro rider daerah saking Nadherland seloyo soho medali jenis songsong gelap + Penghulu Imam Nagari Pati Mas Haji Thoyib
Awit nduduk siti ing dinten Kamis Wage tanggal 29 Dulhijah tahun Za’ Hijrah Nabi 1302 warsa Jawi 1807 utawi tanggal 9 Oktober 1885 lan dadosipun pindah wau masjid ing dinten Jumat Kliwon tanggal 27 Jumadil Akhir tahun Dal Hijrah Nabi 1303 warsa Jawi 1808 utawi tanggal 2 April 1886.
Beberapa meter dari lokasi Masjid terdapat makam tokoh Islam yang dikenal dengan nama Mbah Cungkrung. tokoh yang menyebarkan agama Islam di Gambiran. Selain Beliau, tokoh tokoh lain yang menyebarkan Islam di Gambiran termasuk Mbah KH Muhammad Hendro Kusumo, Mbah Kyai Sholeh, Mbah Murtomo.***
Referensi
Comments
Post a Comment