Masjid Tiban Gedongmulyo Lasem

Masjid Tiban Gedongmulyo, Lasem atau kini dikenal dengan nama Masjid Nurul Huda

Menghalau Pengaruh Candu Dan Kisah Tidur Tergulung Tikar

Masjid yang satu ini oleh masyarakat setempat kerap dijuluki sebagai Masjid Tiban, karena tiba – tiba sudah berdiri. Masjid tersebut juga dipercaya untuk menetralisir pengaruh candu atau minuman keras yang merajalela pada masa itu.

Dipinggir Kali Bagan Lasem, ada pemandangan mencolok dari sebuah bangunan Masjid yang arsitekturnya tampak lain dibandingkan bangunan pada umumnya. Masjid tersebut berada di sebelah utara jembatan Kali Bagan, turut tanah desa Gedongmulyo Kec. Lasem, berhadap – hadapan dengan rumah kuno China Lawang Ombo dan klenteng Tjoe An Kiong Dasun, dipisahkan oleh aliran sungai.

Warga sekitar kerap menyebutnya sebagai Masjid Tiban, lantaran mendadak sudah berdiri di lokasi itu. Ada beberapa versi cerita turun temurun yang berkembang sampai sekarang. Ada yang memperkirakan Masjid itu merupakan peninggalan Sunan Bonang, tapi ada pula yang percaya bagian dari riwayat sejarah Sunan Langgar, salah satu murid Sunan Bonang.


Dalam buku cerita Kabupaten Rembang dikisahkan Masjid Tiban sengaja dipindahkan Sunan Bonang dari Sluke menuju ke pinggir Kali Bagan. Sunan Bonang sendiri gencar menyebarkan agama Islam pada abad ke XV. Riwayat lain mengisahkan Masjid berdiri ketika masa Nyai Ageng Maloka, ketika Islam menjadi agama resmi istana untuk pertama kali di Lasem.

Terlepas dari teka – teki keberadaan Masjid Tiban, namun di pintu masuk utama Masjid terdapat tulisan angka 1899. Tidak jelas apakah tahun pembuatan Masjid atau petunjuk lain. Yang pasti, Masjid itu adalah bangunan kuno, saksi sejarah berkembangnya agama Islam tempo dulu.

Pemerhati sejarah dari Padepokan Sambua – Lasem, Abdullah Hamid mengatakan dugaan itu dikuatkan oleh tebalnya dinding tembok, kemudian daun pintu berbahan kayu jati tua, bentuk kubah Masjid yang unik dan ada pula peninggalan mimbar kuno untuk khutbah, mirip mimbar Masjid peninggalan Sunan Bonang di desa Bonang.

Menurut Abdullah, Masjid Tiban berhadapan dengan rumah Lawang Ombo yang terkenal menjadi tempat penyimpanan candu, karena pada masa itu pendiri Masjid ingin mengurangi dampak pengaruh minuman keras yang kian meluas. Begitu ada Masjid, diharapkan pelan – pelan kaum mau berubah, sekaligus meninggalkan candu.

Masjid Tiban Gedongmulyo

Pria yang juga pengelola Universitas Terbuka Pokjar Lasem ini menambahkan kebetulan beberapa waktu lalu salah satu kubah menara Masjid Jami’ Lasem diganti. Kubah yang lama selanjutnya dihibahkan kepada Masjid Tiban Gedongmulyo – Lasem. Pihak takmir Masjid Jami’ mensyaratkan pemasangan kubah jangan sampai mengubah keaslian Masjid Tiban.

Seorang pengurus takmir Masjid Tiban desa Gedongmulyo, Dudi Hamdudi mengungkapkan hingga saat ini bangunan utama Masjid masih tetap dipertahankan keasliannya. Sedangkan sisi serambi dan samping Masjid, merupakan tambahan untuk perluasan.

Selama bulan suci Ramadhan, Masjid Tiban menjadi pusat kegiatan. Mulai dari sholat tarawih, tadarus Alqur’an maupun pengajian. Dudi menimpali tiap masuk Masjid Tiban, umat diharapkan benar – benar niat untuk beribadah kepada Allah SWT.

Muncul kepercayaan, barang siapa masuk Masjid itu hanya ingin tiduran, akan mengalami hal – hal aneh. Dudi yang rumahnya kebetulan bersebelahan dengan Masjid sudah dua kali mendapati seseorang tidur di dalam Masjid, berteriak – teriak minta tolong, lantaran sekujur tubuhnya tergulung tikar yang menjadi alas tidur. Bahkan salah satunya sudah berpindah posisi ke pinggir kali, depan Masjid. Dudi menganggap semua itu karena kekuasaan Allah SWT.

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
🌎 informasi dunia Islam.
------------------------------------------------------------------

Referensi


Baca Juga



Comments

Popular posts from this blog

Masjid Raya Tanjung Pasir

Masjid Namira Lamongan

Menilik Keindahan Sepuluh Masjid Terapung di Indonesia (Bagian 1)